Skip to main content

Diremehkan orang? No matter

Diremehkan orang? No matter
Sering kali ketika seseorang dalam proses menemukan jatidirinya, banyak sekali rintangan yang menghalang. Entah itu berasal dari dirinya sendiri berupa keraguan, ketidak pastian maupun dari lingkungan sekitar. Gannguan-gangguan itu tak dapat kita hindari, karena sejatinya masalah-masalah seperti itulah yang membuat kita lebih kuat. Namun tak hanya membuat kita lebih kuat, tetapi juga terkadang membuat kita lebih terpuruk. Hal ini dapat terjadi ketika mental seseorang tidak kuat dan mudah goyah. Hal ini lah yang memicu terjadinya kasus bunuh diri, kekerasan, perampokan ataupun tindakan-tindakan kriminal lainnya.
Keraguan dan ketidak pastian terhadap nasib kita merupakan suatu gejala psikologis dimana seseorang belum menemukan jatidirinya. Hal ini sebuah proses untuk menemukan hal tersebut. Banyak orang yang menganggap bahwa dirinya hanyalah seorang ynag tidak berguna, yang tidak memiliki keahlian apapun unutk digunakan untuk membantu orang lain. Hal ini karena sekali lagi, dia belum menemukan jatidirinya. Dia belum mengenali dirinya sendiri. Dalam keadaan seperti ini seseorang memerlukan teman dan pembimbing, agar hal-hal yang tidak di inginkan tidak terjadi seperti kasus bunuh diri. Hal ini sangat rentan dirasakan oleh para remaja. Maka dari itu, sebagai teman, sahabat, maupun orang terdekatnya seperti orang tua, perlu cerdas menyikapi perubahan-perubahan psikologis yang terjadi pada seorang remaja.
Hal-hal di atas merupakan masalah yang sering terjadi pada diri setiap orang yang berasal dari dirinya sendiri. Selanjutnya, akan dibahas mengenai maslah yang berasal dari lingkunagn dan masyarakat sekitar kita.
Dalam perjalanan hidup seseorang dan kesuksesan karirnya saat ini, tak luput dari masalah-masalah yang ditimbulkan oleh lingkungannya. Dalam pencarian jati diri, setiap orang pasti menjumpai dirinya ketika berada dalam posisi yang paling sulit. Keadaan ekonomi yang merosot, status sosial yang rata-rata atau bahkan rendah. Dalam keadaan inilah, kesabaran kita diuji. Banyak cemoohan, hinaan dan juga komentar-komentar negatif mengenai pribadi kita, pendidikan kita, kemampuan kita bahkan tentang keluarga kita. Tak jarang, banyak orang ynag frustasi dan memilih mengakhiri hidupnya karenatidak sanggup menerima semua hal tersebut. But, come on.... kita bukanlah orang yang gampang menyerah begitu saja bukan?
Kita bukanlah orang yang menyerah saja pada nasib, yang nerimo apa yang nasib berikan pada kita. Bagaimana pun, Tuhan tidak akan merubah suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya. Sahabat pasti sudah sangat mengenal pepatah seperti itu bukan? Namun, pertanyaan besar muncul : apa jadinya ketika kita sudah berusaha, namun nasib tetaplah sama? Hal ini seolah-olah menyangkal pepatah sebelumnya : bulshit!. Well, mari kita renungkan hal ini sahabat.
Usaha dan hasil memang kadang kali tidak sejalan. Banyak orang yang sudah merasa bekerja keras, namun mereka tidak mendapatkan perubahan yang signifikan. Sebaliknya, ada orang yang tidak melakukan usaha sama sekali malah mendapatkan hal yang baik, bahkan lebih baik dbandingkan dengan orang yang berusaha sekuat tenaga, mati-matian. Beruntung. Mungkin itulah kata yang paling pas, itu yang pertama kali sahabat pikirkan. Baiklah, keberuntungan memang memiliki andil yang cukup besar dalam nasib kita. Namun, berapa banyak orang yang beruntung di dunia ini? Dari 1000 orang kita tidak dapat menentukan 1 diantara mereka yang beruntung. Keberuntungan itu bersifat acak.
Mari kita lihat pengusaha-pengusaha besar, milyarder terkenal, yang memiliki kekayaan yang berlimpah dan digolongkan kedalam orang terkaya sedunia. Sedunia sahabat. Mari kita lihat Bill Gates, Mark Zuckerberg, atau orang sekelas Presiden Jokowi sekalipun. Mereka sekarang terkenal sebagai orang sukses, yang memilki kekayaan yang melimpah. Namun, pernahkah anda berpikir seberapa banyak usaha mereka untuk mencapai posisi setinggi itu? Seberapa banyak masalah yang telah mereka lewati untuk menduduki posisi mereka sekarang? Seberapa banyak cemoohan masyarakat terhadapnya sebelum ia menjadi sukses dan terkenal?
Orang-orang seperti mereka pasti telah melalui kesulitan yang snagt banyak , yang tak terhitung jumlahnya. Perbedaan antara mereka dengan kita adalah cara mereka menyikapi kesulitan tersebut. Ketika mereka mendapatkan kesulitan, cemoohan, diremehkan oleh orang lain, mereka menggunakannya sebagai pecut. Sebagai cambukan untuk menjadi lebih baik lagi. Mereka akan lebih berusaha, lebih giat, dan lebih keras dalam mewujudkan cita-citanya. Lalu, apa yang dilakukan banyak orang? Kebanyakan dari kita akan merasa putus asa dan menyerah ketika mendapatkan hal-hal seperti itu. Akibatnya, kerja kita mengendur. Usaha kita untuk menggapai cita-cita sudah tidak menggebu-gebu lagi. Kita telah dikalahkan oleh rasa kecewa akan nasib. Itulah mengapa kita berpikir mereka yang sukses memilki keberuntungan yang lebih dibandingkan kita.

Sahabat, setelah kalian mencermati apa yang telah di kemukakan di atas, masihkah kalian berpikir bahwa mereka yang saat ini memiliki kekayaan yang berlimpah, duduk dalam posisi penting, memiliki status terhormat dalam masyarakat adalah oang beruntung? Well, marilah kita merubah paradigma kita mulai saat ini : semakin kita berusaha maka semakin banyak keberuntungan yang akan kita dapatkan. Semakin banyak kita berusaha, semakin giat kita meraih cita-cita, maka keberuntungan akan lebih banyak terkucur untuk diri kita. Maka dari itu, kita harus cerdas dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam dirikita. Diremehakan orang, dilecehkan, penghinaan, dan segala macam bentuk hal-hal negatif yang diberikan oleh masyarakat disekitar kita, abaikan. Anggap semua itu sebagai pecut, cambuk untuk kita agar berusaha lebih giat. Jangan mudah terpancing oleh hal-hal yang tidak berguna seperti itu, sebaliknya hal itu harus dijadikan sebagai cermin : seberapa kuat kita dapat mengatasi masalah?

Comments

Popular posts from this blog

The analysis of short story girl by o henry

The analysis of short story girl by o henry 1. the point of view             The point of view that used in this short story is the 3rd person point of view and the dramatic. The third point of view because the writer mention the name of the characters in the short stories like: “......... robbins, fifty, something of an overweight beau, and addicted to first nights.... and Hartley, twenty-nine, serious, thin, good-looking, nervous.......” Beside that, the writer also using a noun and pronoun to tell the story to the reader like : “.... a man with an air of mistery came in the door and went up to Hartley....”             Beside that the dramatic point of view, we can see that from the way the writer tells the story and using the scene of the story like the real situation in life. On the other hand, the writer also tells us abt the problem taht might be always found in our life, like looking for the nany or the cook for their house. Which is not always easy to find the good

ASSESSING SPEAKING

ASSESSING SPEAKING      There are four categories of listening performance assessment tasks. A similar taxonomy emerges for oral production. Imitative      At one end of a continuum of types of speaking performance is the ability to simply parrot back (imitate) a word or phrase or possibly a sentence. While this is a purely phonetic level of oral production, a number of prosodic, lexical, and grammatical properties of language may be included in the criterion performance .      We are interested only in what is traditionally labeled”pronunciation” no inferences are made about the test takers ability to understand or convey meaning or to participate in an interactive conversation. The only role of listening here is in the short-term storage of a prompt,just long enough to allow the speaker to retain the short stretch of language that must be imitated. Intensive      A second type of speaking frequently employed in assessment contexts is the production of short streches of oral language

INTRODUCTION TO LITERATURE

Ketika mempelajari karya sastra –yang disebut dengan introduction to literature dalam bahasa inggris-, kita pasti bertanya-tanya apa sih yang dipelajari dalam mata kuliah ini? Nah, saya akan mencoba menjawab pertanyaan ini sedikit. Dari asal katanya ,  introduction to literature  memperkenalkan karya sastra bahasa inggris. Sebenarnya konsep dasar dari literature baik dari bahasa indonesia, bahasa inggris maupun bahasa lainnya itu sama.  Yang membedakan antara satu karya sastra dari karya sastra yang lainnya hanyalah bahasa yang digunakan dalam penulisan karya sastra tersebut. Literature itu sendiri sering diebut dengan  work of art , dimana tulisan dibuat sedemikian rupa sehingga meninggalkan kesan seni didalamnya. Jenis-jenis karya sastra  dalam bahasa inggris yaitu  prose , roleplay dan poetry .  Prose atau prosa dalam bahasa indonesia terdiri dari novel, novella dan short story. Jenis karya sastra seperti ini biasa kita temukan, bukan?  Bagi anda yang memiliki hobi membac